Breaking News

Saat Kekacauan Dibiarkan Tumbuh


Oleh Rijal(Sekretaris PDPM Biak Numfor)

Suara Makassar com .Kerusuhan dan penjarahan yang terjadi di berbagai kota sepanjang Agustus ini bukan semata-mata luapan amarah spontan. Di balik demonstrasi yang awalnya damai, muncul benih-benih anarkisme tumbuh subur di tengah ketidakpastian sosial dan lemahnya penegakan hukum.

Ketika gedung DPR diserbu, toko-toko dijarah, dan aparat tampak kewalahan, muncul pertanyaan besar: apakah ini sekadar kegagalan penanganan, atau ada pembiaran sistemik yang membuat kekacauan seolah menjadi hal wajar?

Sebagian kalangan menilai, sikap ragu-ragu pemerintah dalam menghadapi situasi ini justru memberi ruang bagi kekacauan makin meluas. Dari sinilah muncul wacana bahwa kekuatan militer mungkin perlu turun tangan untuk mengendalikan keadaan.

Namun, sejarah mengingatkan kita: anarkisme tidak memilih era atau latar belakang pemimpin. Pada masa Orde Baru maupun era Presiden SBY yang berpengalaman militer, kekacauan tetap terjadi. Bahkan, pendekatan represif kadang malah memperkuat perlawanan.

Sebaliknya, di masa pemerintahan sipil seperti era Presiden Jokowi, terlihat bahwa pendekatan hukum dan sosial lebih efektif. Menindak tegas pelaku kekerasan, membubarkan organisasi yang kerap menciptakan kerusuhan, dan mempersempit ruang gerak kelompok-kelompok destruktif adalah langkah yang dibutuhkan.

Apa yang terjadi di bulan Agustus ini seharusnya menjadi alarm serius. Jika anarkisme terus dibiarkan tanpa penanganan tegas dan terukur, dampaknya tidak hanya pada kerusakan fisik atau hilangnya rasa aman tetapi juga pada runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap negara.

Penjarahan massal, bentrokan terbuka, dan serangan terhadap simbol-simbol negara bukan hanya tindakan kriminal. Ini adalah sinyal bahwa keutuhan sosial kita sedang diuji.

Solusinya bukan dengan mengubah ruang publik jadi ruang militer, tapi dengan keberanian politik untuk mendengar, berdialog, dan bertindak. Pemerintah perlu hadir secara nyata, mendengarkan keresahan rakyat, dan mengambil langkah hukum yang adil dan konsisten.

Tanpa tekad politik yang kuat dan penegakan hukum yang merata, anarkisme yang muncul bukan fenomena tanpa sebab; ini hasil dari ruang-ruang kosong yang dibiarkan, ketidakadilan yang menumpuk, dan respons politik yang tak tuntas. Menangkalnya memerlukan keberanian politik untuk bertindak tegas sekaligus cerdas bukan untuk menutup ruang demokrasi, melainkan untuk menjaganya agar tetap berfungsi. Jika dibiarkan, kekacauan hari ini akan menanam bibit-bibit kehancuran bagi tatanan sosial di masa depan.
© Copyright 2022 - suaramakassar.com