Oleh: ( Abd Rahman) Ketua Milenial Manggala
Suara Makassar Com (1 September 2025) Makassar bukan hanya sebuah kota. Ia adalah rumah, tempat bertumbuh, tempat kita belajar hidup bersama dalam keberagaman. Namun, menjaga rumah bukan hanya tugas pemerintah atau aparat keamanan, melainkan tanggung jawab kita semua sebagai warga. Di sinilah filosofi Bugis-Makassar, Sipakainga’, menjadi sangat relevan dan penting untuk kembali dihidupkan.
Sipakainga’—yang berarti saling mengingatkan—adalah nilai luhur yang telah mengakar dalam budaya masyarakat Sulawesi Selatan. Filosofi ini mengajarkan bahwa menjaga sesama bukan dengan menyalahkan, tetapi dengan memberi peringatan secara bijak, dengan rasa saling peduli dan hormat. Dalam konteks kehidupan kota, ini bisa menjadi pondasi kuat untuk menjaga Makassar tetap aman, damai, dan harmonis.
Di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks—mulai dari gesekan antarwarga, maraknya hoaks, hingga potensi konflik kepentingan—Sipakainga’ menjadi jawaban lokal yang sangat relevan. Daripada memperkeruh keadaan, mari kita kembali pada semangat untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Saat tetangga mulai terpengaruh provokasi, ingatkan. Saat media sosial penuh ujaran kebencian, lawan dengan narasi damai. Saat ada benih konflik di lingkungan, duduk bersama dan cari solusi.
Makassar tidak butuh hanya pembangunan fisik; kota ini butuh penguatan karakter warganya. Sipakainga’ tidak hanya mengajarkan untuk menjaga diri, tetapi juga menjaga orang lain agar tetap pada jalur yang benar. Ini bukan sekadar nilai budaya, melainkan filosofi hidup yang jika diterapkan secara kolektif, akan menciptakan tatanan sosial yang kuat dan saling menopang.
Saatnya kita berhenti menunggu pemerintah atau aparat bertindak lebih dulu. Mari kita, masyarakat Makassar, menjadi pelopor dalam menciptakan ruang sosial yang kondusif. Jadilah orang pertama yang mengingatkan, bukan menghakimi. Jadilah tetangga yang peduli, bukan acuh. Jadilah warga yang membela perdamaian, bukan menyulut konflik.
Karena menjaga Makassar bukan tentang siapa yang paling kuat, tetapi tentang siapa yang paling peduli. Dan dengan Sipakainga’, kita bisa menunjukkan bahwa kepedulian itu masih hidup—dan akan terus hidup—di tengah masyarakat kita.
Social Header